MICEPLUS.ID — Kemah bukan lagi monopoli kakak-kakak Pramuka. Apalagi setelah ada glamour camping alias glamping, kemah menjadi cerita soal liburan yang nyaman. Tapi, 50 tahun lebih ada mahzab kemah yang keren namun tidak populer, segmented dan digemari sedikit orang: itulah Perkemahan Pemuda Astronomi Internasional. Perkemahan ini telah menarik minat para astronom dari seluruh dunia.
Selama lebih dari setengah abad, Perkemahan Pemuda Astronomi Internasional (the International Astronomical Youth Camp) atau IAYC menawarkan pintu gerbang menuju karier di bidang astronomi – dan pertemanan seumur hidup dengan pecinta perbintangan lintas negara.
Jimo Pereira Mahasiswa dari Buenos Aires, Argentina, merasakan benar kemeriahan perkemahan tahun lalu, yang berlangsung selama musim panas dari 9-29 Juli 2023 di Jerman. Mahasiswa dari Buenos Aires ini menghabiskan sebagian besar waktunya meringkuk di kantong tidur di halaman Eichsfelder Hütte, sebuah asrama yang terletak jauh di Pegunungan Harz yang terjal, di Jerman bagian utara.
Ia sempat kesal, karena awan tak bersahabat dengannya. Saban meneropong ke langit, saat itupula gumpalan awan membuat tabir tebal menghalangi penampakan rasi bintang. Malam demi malam yang dingin ia lalui dengan telaten bersama rekan proyeknya, “Kami berusaha untuk tetap hangat,” ujarnya tentang melawan hawa dingin. Seringkali salah satu dari mereka bangun untuk memeriksa teleskop, tetapi awan dengan keras kepala menghalangi pandangan mereka. Lalu suatu malam, akhirnya, mereka melihat bintang.
Selama berjam-jam, pasangan ini bergiliran memeriksa kesejajaran teleskop dan kamera mereka setiap 20 menit pada suatu malam yang cerah. Mereka tidak menghasilkan foto yang layak untuk Instagram, namun mereka puas karena memperoleh data tentang dua bintang jauh yang mengorbit satu sama lain — yang dikenal sebagai sistem biner gerhana.
Menjadi peserta IAYC merupakan kesempatan unik, untuk mempelajari kosmos dalam gerakan konstan di atas kepala dalam kemasan berkemah. Perkemahan ini merupakan program tahunan selama tiga minggu untuk pecinta astronomi berusia 16 hingga 24 tahun. Lokasinya selalu berbeda setiap tahunnya.
Acara ini diadakan setiap musim panas (dan kadang-kadang musim dingin) sejak tahun 1969, dan sejauh ini telah diadakan di 15 negara berbeda. Pada 2024, perhelatan ini bakal dilaksanakan pada 4-24 Agustus 2024, di Youth Hostel Klingenthal, Aschberg, Jerman.
Pereira yang sudah terlibat tahun lalu, bakal bergabung dengan lebih dari 60 peserta perkemahan lainnya dan 10 sukarelawan dari lebih dari 20 negara untuk kamp ketiganya ini. Mereka akan berada Vogtland di Jerman bagian timur, dekat perbatasan Ceko.
Berbalikan dengan perkemahan umumnya, suasana tenda IAYC bakal sepi di pagi hari. Tanda-tanda kehidupan baru terlihat menjelang layanan sarapan “siang” tengah hari. Dari sore hingga tengah malam, mereka dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan: seni dan kerajinan, olah raga, team-building, program pertukaran budaya, dan tentu saja Astronomi. Makan siang pada pukul 17.30, makan malam pada tengah malam, dan dini hari adalah pesta bintang khas kamping.
Pada malam-malam ini, dengan langit yang cerah, semua orang mengambil kantong tidur dan perlengkapannya lalu pergi ke luar ruangan. Para veteran mengajari para pendatang baru cara menggunakan teleskop yang disediakan camp, dan semua orang menghabiskan malam untuk mengamati. “Melihat mereka menemukan sesuatu atau melihat sesuatu yang baru untuk pertama kalinya…seperti mereka belum pernah melihat Saturnus sebelumnya—itu sungguh mengasyikkan,” kata Carys Herbert. Herbert adalah presiden Lokakarya Internasional untuk Astronomi, organisasi induk IAYC, seorang Ph.D. peneliti di Universitas Kent, dan mantan peserta perkemahan IAYC.
Selama beberapa dekade, para pengamat bintang muda menemukan jalan mereka ke IAYC melalui cara yang terkadang mengejutkan. Christoph Münkel, misalnya, melihat iklan di majalah astronomi Jerman pada tahun 1974. Sedikit terlambat, Münkel menghadiri perkemahan pertamanya ketika ia berusia 21 tahun.
Pengalaman itu mengawali perjalanannya selama 16 tahun—dia kembali ke IAYC tahun demi tahun, awalnya sebagai pekemah, lalu sebagai pemimpin. Saat itu, perlengkapan perkemahan tidak jauh berbeda dengan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian astronomi yang mutakhir—dan jika Anda memiliki teleskop yang layak, seperti yang dimiliki para pekemah, Anda mungkin bisa membuat penemuan ilmiah yang sesungguhnya. Hal-hal baru di langit memang menggembirakan bagi para pekemah, berharap melihat sesuatu yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Kini, sebagai pensiunan berusia 71 tahun di Hamburg, Münkel merasa sangat beruntung karena ia dapat berpartisipasi—termasuk beberapa tahun ketika IAYC diadakan di luar Eropa, termasuk di Tunisia dan Mesir.
Selain menghasilkan banyak astronom terkemuka, perkemahan ini memasukkan unsur-unsur tradisional yang menghibur. Misalnya, setiap peserta bisa berkisah dalam suasana santai. Hiburan-hiburan tradisional dari berbagai negara mengundang ceria, namun tak jarang peserta yang lahir di wilayah konflik bisa membuat mereka yang hadir bercucuran airmata.
Dengan hanya sekitar 64 tempat untuk perkemahan setiap tahunnya, IAYC membatasi jumlah peserta perkemahan yang kembali menjadi sekitar 30 orang, dan berupaya untuk membuat kelompok yang beragam. Menurut Herbert, penyelenggara pertama-tama memilih peserta perkemahan berdasarkan surat motivasi pelamar yang dianonimkan, dan kemudian membuat keputusan akhir berdasarkan kebangsaan, usia, dan gender untuk memastikan keterwakilan yang seimbang. Tahun 2024, hanya sekitar sepertiga dari 180 calon peserta yang mendapatkan tempat.
Biaya dapat menjadi faktor penting dalam partisipasi. Meskipun ada hibah untuk menutupi biaya perkemahan bagi peserta yang membutuhkan bantuan keuangan, IAYC tidak mampu membayar biaya perjalanan. Tahun ini, salah satu kandidat dari Botswana disambut antusias oleh penyelenggara. Namun ia batal hadir karena persoalan biaya.