MICEPLUS.ID — Tetumbuhan selayaknya hewan juga mengalami kepunahan. Namun, punahnya tumbuhan kerap diakibatkan prilaku manusia yang kerap menggunakannya untuk kayu bakar dan bahan baku perumahan. Parahnya lagi, mereka menebang tapi lupa menanam.
Inilah yang membawa Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Jasa Lingkungan (KUPS Jasling menanam kembali pepohonan endemik Kalimantan yang kian langka, “Kami merupakan sekelompok warga desa Sarang Tiung diberikan hak oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk mengelola Hutan Kemasyrakatan, khusus di wilayah wisata,” ujar Ketua KUPS Jasling, Budi Santoso.
Mereka mengelola lahan di area pariwisata seluas 49 hekatare dari total 500 hektare hutan kemasyarakatan di Kabupaten Kotabaru, Kaliamantan Selatan. Mereka bekerja sama dengan Mubadala Energy menaman pohon kayu ulin, gaharu, mangga kasturi, durian musang king, durian lahong, dan lain-lain.
“Targetnya kami menanam 400 pohon tersebut, selain untuk melestarikan tumbuhan endemik sekaligus menjaga kelestarian hutan,” papar Budi yang merupakan perantau asal Blitar Jawa Timur. Mubadala Energy menyuplai peralatan, pelatihan, pupuk, dan bibit tanaman serta tenaga ahli.
Bukit Mamake merupakan destinasi populer di Kalimantan Selatan. Anda butuh dua kali penerbangan dari Jakarta atau Surabaya, yang transit di Banjarmasin. Bila menempuh jalan darat dari Kota Banjarmasin menempuh waktu sekitar 4-8 jam, kemudian menyeberang dengan menggunakan feri.
Sesampai di Kabupaten Kotabaru, Bukit Mamake hanya berjarak sekitar 7 kilometer. Tentu, tak harus buru-buru ke Bukit mamake. Beristirahatlah di Kotabaru, di sana terdapat wisata kuliner yang komplit, dari hidangan khas Banjar seperti nasi kuning, soto Banjar, ketupat aruan, ataupun kuliner pendatang seperti coto Makassar, konro, hingga rawon ataupun pecel lele dan soto Lamongan.
Nah, setelah beristirahat Anda, bisa memulai perjalanan ke puncak Bukit Mamake. Di sana pengunjung dimanjakan pemandangan gunung, hutan, kota, dan lautan hingga pemandangan matahari terbit dan tenggelam yang menawan. Bukit yang tingginya sekira 1.000 meter di atas permukaan laut itu, merupakan lokasi olahraga paralayang yang terkenal. Kesiur anginnya yang konstan memungkikan para atlet paralayang menerbangkan wahana untuk mengitari angkasa.
Bukit yang hijau itu, juga menyediakan lokasi untuk kamping dan kafe yang memungkinkan berkeman menjadi kegiatan yang menyenangkang.