MICEPLUS.ID – Pohon kurma ada di Indonesia? Ya betul. Ternyata pohon ini bisa tumbuh dan berbuah di negeri tropis seperti Indonesia. Pepohonan yang mahsyur di Timur Tengah dan Afrika Utara ini, ternyata tumbuh subur di Kurma Park, Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur.
Kurma Park Pasuruan sebelumnya populer dengan nama Wisata Kebun Kurma. Ia boleh dikatan sebagai destinasi wisata pertama di Indonesia yang menyajikan edukasi mengenai pohon kurma. Tumbuh subur di kaki Gunung Arjuno, membuatnya layak menjadi destinasi wisata pilihan untuk bersantai.
Keasrian Kurma Park dibangun dengan hamparan ratusan pepohonan kurma. Ini membawa kenangan mereka yang pernah haji atau umrah kepada kota Madinah yang memiliki banyak perkebunan kurma.
Pengunjung bisa melihat pohon kurma dari 10 jenis berbeda. Mulai dari kurma ajwah, kurma barhee, kurma lulu, medjol, sultana, khalas, golden, thailand, sukari, hingga kiara. Selain kurma, satu lagi yang membuat Anda berdecak kagum, Kurma Park memiliki koleksi pepohonan khas Timur Tengah seperti siwak, tin, zaitun, hingga delima.
Adapula sederet tananaman buah-buahan unik asal Nusantara semisal matoa, anggur pohon, alpukat aligator, dan aneka jenis durian, aneka kelengkeng, hingga siwalan. Menurut Research and Development Kurma Park Mia Ramadayanti, pohon kurma di Kultur Park dikembangkan melalui cara kultur jaringan dan dongkelan. Pohon dongkelan dibeli dari kampung-kampung saat usia 7 tahun dan sudah bisa berbuah setiap tahun, “Semua jenis kurma di sini bisa berbuah. Terutama yang kultur jaringan karena teknologi sudah terbaru. Usia 3 -5 tahun sudah berbuah,” kata Mia.
Lantas kapan waktu yang tepat untuk berlibur di Kurma Park? Menurut Mia pengunjung bisa melihat ratusan pohon kurma berbuah saat bulan Agustus. Saat itu buah kurma dipetik dalam panen raya. “Panen raya bulan Agustus, saat ini masuk musim bunga. Kalau kurma paling banyak Agustus. Kami adakan petik kurma saat panen raya,” terang Mia.
Selain menikmati rindang dan asrinya kebun kurma, wisatawan bisa menikmati beragam wahana liburan. Dari kolam renang untuk anak, motor ATV, sepeda udara, bumper car, flying fox, outbond, andong hingga shuttle bus. Nah, bagi mereka yang hobi berswafoto terdapat miniatur Kabah, Bukit Shofa-Marwah, terowongan Mina, pesawat terbang, hingga kapal raksasa. Kurma Park juga memiliki sejumlah program menarik seperti manasik, cooking class, field trip, hingga outbond.
“Kami juga memperkenalkan Kurmapedia. Itu tempat edukasi terkait sejarah pohon kurma, sejarah Kurma Park, terkait jenis kurma yang ada di sini, terkait hama apa saja yang menyerang pohon kurma. Ada juga visualisasi dalam bentuk video, gambaran dari awal dibukanya Kurma Park,” kata Mia.
Menurut Mia, Kurma Park buka setiap hari kecuali Jumat. Jam buka pukul 08.00 WIB-16.00 WIB. Tiket masuknya sangat terjangkau, yakni Rp15.000/orang saat weekday, saat weekend Rp20.000/orang. Biasanya, saat Ramadan Kurma Park tutup dan dibuja sehari setelah Lebaran.
Kurma Park pun menarik minat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Pada Jumat (26/7), ia meninjau dan mengapresiasi kehadiran Kurma Park sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Menurutnya, Kurma Park dapat menjadi daya tarik wisata ramah Muslim untuk mendukung pengembangan wisata halal, “Sehingga berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” ungkap Sandiaga.
Menparekraf Sandiaga dalam acara “Diskusi Bareng Komunitas (Di BaTas)”, yang berlangsung di Kurma Park, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (26/7/2024) mengungkapkan tanaman kurma yang tumbuh subur di tanah Pasuruan, menjadi destinasi wisata edukasi agrowisata dengan sentuhan kearifan lokal. Hal ini diharapkan bisa menarik lebih banyak wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. “Ini bisa kita kembangkan dengan produk olahan yang nanti bisa ditawarkan sebagai destinasi wisata halal,” ujar Sandiaga.
Menurut Sandiaga, pengembangan wisata halal atau ramah Muslim di Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar. Potensi ini dapat dilihat dari besarnya pasar Muslim di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statisti (BPS) terdapat lebih dari 207 juta Muslim di Indonesia atau sekitar 87,2 persen.

Indonesia menurut Sandiaga, telah menempati posisi pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) dalam dua tahun berturut-turut, “Ini sudah kita pertahankan dua tahun. Tapi kita harus lengkapi terus (salah satunya dengan kehadiran Kurma Park),” ujar Sandiaga.
Menurut Sandiaga, wisata halal bukanlah zonasi wisata hanya untuk muslim. Namun diperuntukkan bagi semua wisatawan, tanpa melihat latar belakang agamanya. Wisata halal merujuk pada tambahan layanan yang dapat dinikmati oleh wisatawan dari berbagai kalangan, “Sebab definisi halal itu sendiri terletak pada fasilitas pelayanan yang diberikan, mulai dari penyedian makanan halal, ibadah, toilet ramah wisatawan muslim, hingga rekreasi keluarga ramah muslim,” pungkasnya.