MICEPLUS.COM – Pemerintah dan dunia bisnis di Jepang bakal menerapkan dua harga di lokasi-lokasi pariwisata. Tentu, wisatawan mancanegara akan mendapatkan harga lebih mahal ketimbang penduduk lokal.
Pertimbangan sistem penetapan harga ganda tengah dirancang saat Jepang mengalami lonjakan wisatawan asing dan pelemahan mata uang Yeng yang terus berlangsung. Kepala Organisasi Pariwisata Hokkaido telah meminta para pelaku bisnis di prefektur paling utara Jepang itu, untuk menetapkan harga yang lebih rendah bagi penduduk setempat. Hokaido merupakan wilayah memiliki pemandangan indah dan resor musim dinginnya yang menarik jutaan pengunjung.
Organisasi ini mendorong uji coba diskon dua tingkat pada musim gugur ini, menurut surat kabar Yomiuri Shimbun. Laporan tersebut mengutip kepala salah satu operator hotel di Hokkaido yang mengatakan, diskon diperlukan untuk memastikan masyarakat Jepang tidak meninggalkan resor populer internasional seperti Niseko.
Di saat yang lain, Wali Kota Himeji di Jepang barat, Hideyasu Kiyomoto mengatakan pada bulan Juni, dirinya sedang mempertimbangkan kenaikan biaya masuk hingga empat kali lipat bagi wisatawan asing di Kastil Himeji, sebuah benteng samurai yang terdaftar di UNESCO dan bagian-bagiannya berasal dari abad ke- 17.
Biaya saat ini untuk orang dewasa adalah 1.000 yen ($6,44) namun Hideyasu Kiyomoto mengatakan, pihaknya mempertimbangkan untuk menetapkan tarif sekitar US$30 untuk turis asing dan US$5 untuk penduduk lokal. Kiyomoto menyebutkan kemungkinan kerusakan benteng akibat terlalu banyak pengunjung. Pada 2023, kastil ini dikunjungi 1,48 juta pengunjung, 452.300 orang di antaranya berasal dari luar negeri.
Jumlah wisatawan asing yang datang ke Jepang pada paruh pertama tahun ini merupakan rekor tertinggi yaitu 17,78 juta wisatawan asing, dengan kedatangan wisatawan asing pada bulan Juni dipimpin oleh wisatawan dari Korea Selatan, Tiongkok, Taiwan, dan Amerika Serikat.
Pengeluaran wisatawan asing meningkat lima kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir dan kini menjadi kategori “ekspor” terbesar kedua di Jepang setelah mobil, menurut surat kabar Nikkei. Prefektur Osaka juga telah mempertimbangkan untuk mengenakan biaya pada pengunjung asing untuk melawan pariwisata yang berlebihan, tetapi prefektur ini menghadapi tentangan menjelang Pameran Dunia Osaka 2025.
Selain diskon pelajar dan lansia, sistem dua tingkat dengan diskon untuk penduduk lokal telah lama diterapkan padafasilitas seperti pemandian air panas yang didukung oleh pemerintah kota. Namun menerapkan konsep tersebut kepada wisatawan asing masih kontroversial dan jarang terjadi, karena para penentangnya mengatakan bahwa hal tersebut mungkin terlihat seperti penipuan.
Sebagai salah satu tanda dukungan terhadap gagasan tersebut, Loyalty Marketing, operator kartu poin belanja, mengadakan survei terhadap 1.200 orang. Hasilnya, 60 persen koresponden menyetujui harga terpisah untuk wisatawan mancanegara.
Salah satu perusahaan telah menerapkan sistem dua tingkat. Restoran makanan laut Tamatebako, yang dibuka di Tokyo pada bulan April, membebankan biaya makan dan minum prasmanan sepuasnya kepada wisatawan asing sebesar 7.678 yen (US$49,30) pada hari kerja. Harga untuk penduduk Jepang adalah 6,578 yen (US$42,24).
“Bagaimana kita bisa menetapkan harga menu yang sama untuk masyarakat lokal berbahasa Jepang dan wisatawan asing yang memerlukan bantuan khusus dalam bahasa Inggris?,” kata pemilik Shogo Yonemitsu seperti dikutip Kyodo News, menambahkan biaya untuk melayani wisatawan tercermin dalam harga yang lebih tinggi.
Jepang telah berjuang untuk mengatasi masuknya wisatawan sejak berakhirnya pandemi. Pada bulan April, para pejabat mengumumkan bahwa penghalang besar akan didirikan di lokasi berfoto populer. Untuk menghalangi pemandangan Gunung Fuji karena banyaknya turis asing yang berperilaku buruk. Salah satu prefektur setempat juga mengenakan biaya pendakian yang terjangkau untuk menghentikan ‘pendakian cepat’ dan mengatasi masalah keselamatan di gunung tersebut.