MICEPLUS.ID — Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, Wihana Kirana Jaya menegaskan pentingnya Dana Abadi Pariwisata (DAP), yang dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah kunjungan turis internasional.
Hal tersebut dia ulas dalam opininya yang ditayangkan di Kompas.id edisi (30/7). Menurutnya, Indonesia membutuhkan “dana abadi pariwisata” atau dana pengembangan pariwisata untuk mendongkrak sisi besaran kebutuhan atau keinginan konsumen terhadap suatu produk pada waktu dan harga tertentu (demand). DAP tersebut juga dieruntukkan Hal itu termasuk pendanaan promosi melalui event-event internasional yang dapat meningkatkan jumlah kunjungan turis internasional.
Pentingnya DAP menurut Wihana Kirana, berkaca pada apa yang dilakukan negara lain. Mereka telah memiliki DAP jauh hari, sebelum pandemi Covid-19. Skema itu memiliki nilai strategis dalam mendorong kebangkitan pariwisata seusai pandemi. Ia menyontohkan Thailand membentuk Tourism Promotion Fund pada senilai Rp 5,69 triliun. Bahkan, sebelum pandemi Covid-19, negeri gajah putih itu menerima 39,8 juta turis internasional dengan penerimaan devisa pariwisata US$60,5 miliar.
Malahan sebelum wabah Covid-19, Thailand mengalami fenomena overtourism yang mendegradasi lingkungan (ekosistem) sejumlah destinasi wisata utama, seperti Maya Bay, Pattaya, dan Phuket. Lalu Singapura mendirikan Tourism Development Fund (TDF) tahun 2005. Pada 2019 negara ini menerima 19,1 juta turis dan menargetkan kunjungan 15 juta-16 juta turis pada 2024.
Kamboja mendirikan Tourism Recovery Co-financing Scheme dengan paket US$150 juta. Skema ini menyediakan kredit berbiaya murah bagi para pelaku UMKM sektor pariwisata. Arab Saudi menyediakan skema dana pariwisata dengan modal awal US$4 miliar untuk membantu pendanaan investasi UMKM pariwisata.
Malaysia negeri jiran terdekat memiliki Tourism Infrastructure Scheme dan Special Tourism Fund. Mereka memiliki program Geran Sokongan Sektor Pelancongan (GSSP) untuk menstimulasi dan mendukung penyelenggaraan ajang-ajang internasional untuk promosi pariwisata. Malaysia menargetkan 23,5 juta kunjungan turis internasional dan pemasukan negara 76,8 miliar ringgit pada 2025.
Menurut Wihana Kirana, secara substansial, dana pengembangan pariwisata dapat berupa kredit berbiaya murah berjangka panjang, untuk pembiayaan investasi dan/atau hibah pada para pelaku industri pariwisata. Dana tersebut juga bisa digunakan untuk asistensi nonfinansial seperti pelatihan SDM pariwisata. DAP itu juga digunakan secara terbatas untuk pengembangan infrastruktur tertentu.
“TDF Singapura menjadi salah satu model skema dana abadi pariwisata yang komprehensif. Dengan wilayah yang hanya seluas Provinsi DKI Jakarta, tanpa sumber daya alam yang berarti dan langka lahan (land scarce), sektor-sektor perdagangan, jasa, dan pariwisata vital bagi Singapura,” ulas Wihana dalam tulisannya di Kompas.id.
TDF Singapura yang diluncurkan tahun 2005 memiliki tiga skema utama: Tourism Product Development Scheme, Tourism Event Development Scheme, dan Tourism Capability Development Scheme. Skema pertama bertujuan menciptakan produk/jasa baru atau perbaikan yang sudah ada dan fokus pada tiga bidang utama, yakni pengembangan industri pariwisata kapal pesiar, perluasan pengalaman wisata (experience step-up fund), dan infrastruktur/atraksi utama pariwisata. Singkatnya, aspek ini berkaitan dengan 3A (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas).
Skema kedua bertujuan untuk mendukung pergelaran event-event yang meningkatkan posisi/citra Singapura sebagai international lifestyle and business events hub. Skema ini fokus pada tiga bidang: event-event terkait bisnis berkualitas, solusi pariwisata inovatif yang potensi dan skalabilitasnya perlu diuji lebih jauh (Kickstart Fund), dan Leisure Events Fund yang menyokong kreasi event leisure unik kelas internasional.
Skema ketiga ditujukan untuk meningkatkan kapabilitas dan mengembangkan talenta di sektor pariwisata. Skema ini fokus pada tiga bidang: dana peningkatan bisnis, program pengembangan perusahaan dan asosiasi lokal, serta pelatihan profesi pariwisata. Skema ini ditujukan untuk membantu pelaku bisnis pariwisata dalam inovasi proses bisnis, meningkatkan produktivitas dan daya saing, mendukung prakarsa asosiasi perdagangan Singapura, serta mendorong para pekerja pariwisata meningkatkan keterampilan mereka.
Modal awal yang ditempatkan pada TDF Singapura sebesar US$1,5 miliar pada 2005. Setelah itu hanya top up beberapa kali dengan nilai yang jauh kecil. Pada 2024, top up TDF yang keempat kalinya oleh Pemerintah Singapura sebesar US$223 juta.
Tahun ini TDF Singapura mendanai pergelaran konser Taylor Swift dan Coldplay. Agar tak manggung di negara-negara ASEAN lain, TDF Singapura dikabarkan membayar promotor konser Swift antara US$2 juta dan US$3 juta selama enam kali konser eksklusif. Dari perhelatan itu, Singapura meraup US$260 juta-335 juta dari tiket, transpor lokal, akomodasi, belanja turis, kuliner, dan hiburan selama konser Swift dan Coldplay.