MICEPLUS.ID — Pemadaman teknologi informasi (TI) secara massal gegara komputansi awan Microsoft diserang virus, mengakibatkan bandara, bisnis, dan lembaga penyiaran di seluruh dunia babak belur. Korbannya tak pandang bulu, termasuk maskapai-maskapai besar seperti American Airlines, Delta Air Lines, dan United Airlines. Semuanya mengeluarkan penghentian layanan, pada Jumat pagi (19/7) dengan alasan masalah komunikasi.
Perusahaan keamanan siber CrowdStrike mengatakan penghentian layanan penerbangan tersebut disebabkan kesalahan dalam pembaruan perangkat lunak rutinnya, dan “bukan merupakan insiden keamanan atau serangan siber.”
CrowdStrike, yang menyediakan layanan dan perangkat lunak keamanan siber untuk banyak perusahaan besar yang menggunakan sistem Microsoft, telah mengeluarkan pembaruan perangkat lunak baru yang secara otomatis memperbaiki beberapa komputer. Namun beberapa lainnya harus di-restart dan ditambal secara manual, sehingga menyebabkan penundaan besar.
Microsoft mengumumkan pada Jumat pagi bahwa 365 aplikasi dan layanannya telah pulih. Namun, beberapa pelanggan individu mungkin masih terkena dampaknya. Kesalahan ini telah membawa kekacauan pada sejumlah institusi dan bisnis utama di seluruh dunia dan mungkin memerlukan waktu untuk menyelesaikannya.
Banyak penerbangan telah dihentikan di seluruh dunia dan toko-toko serta lembaga penyiaran di beberapa negara ditutup. Menurut perusahaan teknologi penerbangan FlightAware, kesalahan teknologi ini bertanggung jawab atas lebih dari separuh dari 1.352 penundaan dan pembatalan penerbangan di AS sebelum pukul 8 pagi (ET) pada hari Jumat.
Presiden dan CEO CrowdStrike, George Kurtz mengatakan kekacauan digital tersebut mungkin masih ada untuk beberapa waktu ke depan, “Mungkin perlu waktu bagi beberapa sistem yang secara otomatis tidak dapat pulih,” katanya kepada NBC “TODAY”.
Kurtz mengatakan perusahaannya sangat menyesal atas dampak yang kami timbulkan terhadap pelanggan, wisatawan, dan siapa pun yang terkena dampaknya, dan menambahkan bahwa masalah tersebut telah diperbaiki di pihak mereka.
“Banyak pelanggan yang me-reboot sistemnya, dan sistem itu muncul, dan akan dapat beroperasi karena kami telah memperbaikinya,” katanya. “Kami hanya mencoba memilah di mana interaksi negatifnya,” katanya tentang kesalahan pembaruan yang memengaruhi PC Windows.
Kiamat digital itu menyebabkan Bandara Brandenburg di Berlin, Jerman, menunda check-in penumpang karena kesalahan teknis. Sementara Aena yang mengelola 46 bandara di Spanyol, mengatakan “insiden pada sistem komputer” dapat menyebabkan penundaan penerbangan. Beberapa maskapai penerbangan di Korea Selatan melaporkan masalah teknis dan penundaan. Sementara Bandara Sydney, salah satu bandara terbesar di Australia, mengatakan akan ada penundaan penerbangan.
Otoritas bandara Paris mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa meskipun sistemnya tidak terpengaruh menjelang upacara pembukaan Olimpiade minggu depan, namun situasi ini berdampak pada operasi maskapai penerbangan di bandara Paris-Charles de Gaulle dan Paris-Orly. Bandara-bandara itu akan mengalami keterlambatan pemeriksaan masuk, penundaan dan penghentian sementara beberapa penerbangan.