MICEPLUS.ID – Filipina negeri dengan mayoritas berpenduduk beragama Katolik, tapi mereka juga sedang berkonflik dengan separatis muslim. Tapi ketegangan tersebut tak membuat Filipina tutup pintu terhadap potensi wisata halal.
Potensi wisata halal dunia mencapai Rp4.515,4 triliun, dan setiap tahun terus bertambah. Hal tersebut mendorong Departemen Pariwisata Filipina pada Jumat (14/6) meluncurkan Pameran Pariwisata dan Perdagangan Halal, SALAAM. Pameran tersebut untuk mempromosikan produk dan layanan pariwisata bersertifikat halal dan ramah muslim.
Pariwisata adalah sektor penting bagi Filipina, dan pemerintahnya akhir-akhir ini berupaya menarik lebih banyak umat Islam, dengan memastikan mereka memiliki akses terhadap produk dan layanan halal.
Acara yang berlangsung selama tiga hari itu, dihelat di Kota Quezon. Pameran pariwisata halal yang pertama itu sepenuhnya diselenggarakan oleh Departemen Pariwisata, “Acara ini bertujuan untuk memperluas penawaran pariwisata halal Filipina,” ujar Menteri Pariwisata Christina Frasco. Pihaknya memastikan negara untuk mempertahankan reputasi dalam hal keramahtamahan, inklusivitas, dan kepekaan budaya.
“Sejalan dengan Rencana Pengembangan Pariwisata Nasional, kami telah menempatkan pariwisata halal sebagai agenda prioritas kami untuk memperkuat portofolio pariwisata, meningkatkan kesadaran di kalangan pemangku kepentingan pariwisata tentang nilai-nilai dan praktik yang penting bagi wisatawan muslim, dan memastikan daya saing kami di pasar pariwisata global,” ujarnya saat membuka acara tersebut.
Terdapat sekitar 12 juta umat Islam dari hampir 120 juta penduduk Filipina yang sebagian besar beragama Katolik, mengutip data Komisi Nasional untuk Muslim Filipina. Mereka sebagian besar tinggal di pulau Mindanao dan Kepulauan Sulu di selatan negara tersebut, yang merupakan komunitas muslim terbesar ketiga di Asia Tenggara setelah Indonesia dan Malaysia.
“Pengaruh Islam di Filipina berakar kuat dalam sejarah dan budaya kami, khususnya di wilayah selatan Mindanao. Kawasan yang kaya dengan keindahan alam dan keanekaragaman budaya ini merupakan bukti hidup berdampingan secara harmonis berbagai budaya dan tradisi,” kata Frasco. . Menurutnya Mindanao, dengan bentang alamnya yang subur, pantainya yang asri, dan komunitasnya yang dinamis, merupakan bagian integral dari identitas bangsa Filipina.
“Upaya kami untuk menjadi destinasi yang lebih ramah muslim merupakan undangan untuk mengunjungi Filipina, sekaligus merupakan pengakuan atas kontribusi signifikan komunitas muslim kami di seluruh negeri. Pengaruh-pengaruh Islam ini memperkaya warisan sebuah bangsa, menambah daya tarik budaya Filipina.”
Bulan lalu, Filipina diakui sebagai negara Emerging Muslim-friendly non-Organization of Islamic Cooperation Destination dari Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index. Indeks ini merupakan laporan tahunan yang membandingkan destinasi-destinasi di pasar perjalanan Muslim.
Pada tahun 2023, Filipina juga memenangkan penghargaan tersebut dan sejak itu meningkatkan upayanya untuk menarik pengunjung dari Timur Tengah. Negara ini telah menerima lebih dari 2 juta wisatawan internasional sejak awal tahun 2024 dan menandai peningkatan 10 persen pengunjung yang datang dari negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi dan UEA, yang merupakan salah satu target utama pemerintah Filipina di pasar negara berkembang.